Jumat, 25 Agustus 2017

RPP UMUM K13 Kelas 8

1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. PKn
4. Matematika
5. IPA
6. IPS
7. Prakarya
8. PJOK

RPP PAI K13 Kelas 8

1. Al-Qur'an Hadits
2. Aqidah Akhlak
3. Fiqih

RPP UMUM K13 Kelas 7

1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. PKn
4. Matematika
5. IPA
6. IPS
7. Prakarya

RPP PAI K13 Kelas 7

1. Al-Qur'an Hadits
2. Aqidah Akhlak
3. Fiqih

Ikrar Guru

IKRAR GURU INDONESIA

1.        Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.        Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pembela dan pengamal Pancasila yang setia pada Undang Undang Dasar 1945.
3.        Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
4.        Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan.

5.        Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap bangsa, negara serta kemanusiaan.

Kode Etik

Kode Etik Guru dan Pegawai Madrasah
1.    Membimbing siswa untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila, bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, terampil, dan berbakti kepada kedua orang tua.
2.    Mengabdi dengan jujur, adil, amanah, proporsional dan profesional.
3.    Melaksanakan tugas dengan disiplin, penuh tanggungjawab, kreatif dan inovatif.
4.    Berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesi. Memelihara hubungan baik seprofesi, semangat kekeluargaan dan setia kawan.
5. Menciptakan suasana kehidupan madrasah, menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan memelihara hubungan sebaik-baiknya dengan orang tua siswa untuk kepentingan anak didik.

Kamis, 17 Agustus 2017

Kemenag Rangkul Laboran untuk Penguatan Mutu Madrasah

Solo (Pendis) - Berbagai upaya terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama dalam meningkatkan peguatan mutu madrasah. Melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Ditjen Pendis merangkul tenaga laboran di madrasah. Direktur GTK Madrasah, Suyitno mengatakan bahwa jangan sampai para laboran berfikir bahwa mereka tidak penting dalam sistem pendidikan.
Hal ini disampaikan Suyitno beberapa hari lalu saat memberikan arahan dan motivasi kepada peserta Workshop Peningkatan Kompetensi laboran Madrasah di Solo (27/07). "laboran harus merasa bahwa mereka penting, karena jika tidak ada laboran maka kegiatan belajar dan mengajar tidak akan berjalan dengan sempurna," ungkapnya.
Dikatakan Suyitno, bahwa untuk membangun kualitas pendidikan madrasah yang unggul haruslah memiliki kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang baik, dan laboran merupakan bagian dari tenaga kependidikan, karena hal ini tertuang dalam PP No 17 Tahun 2010 j.o. 66 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.
Menurut Guru Besar UIN Palembang, salah satu upaya dalam memberikan perhatian dan merangkul tenaga laboran adalah dengan memberikan pelatihan serta Workshop Peningkatan Kompetensi laboran Madrasah. "Kegiatan workshop ini menjadi bukti bahwa Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan peduli dan sadar akan pentingnya peran laboran dalam meningkatkan mutu madrasah," sambungnya. Dalam sebuah sistem tidak ada sub-sistem yang tidak penting, meskipun itu adalah hal yang kecil, semua sub-sistem itu penting dan laboran merupakan sub-sistem yang penting untuk meningkatkan mutu Madrasah.
Direktur GTK menegaskan, keterbatasan tenaga dan sarana, tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan praktikum mata pelajaran (mapel) yang menuntut keharusan praktikum. "Kepala Madrasah harus kreatif dan responsif membangun kemitraan dg lembaga pendidikan lain untuk dapat terealisainya praktikum," tutur Suyitno. Acara tersebut dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri Kepala Madrasah, Guru dan juga laboran dari beberapa daerah. (maryani/dod)

Kemenag Upayakan Guru Miliki Keterampilan Abad 21

Tarakan (Pendis) - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama menggelar kegiatan Pengembangan Pembelajaran PAI pada SD untuk Angkatan III di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), yang merupakan provinsi termuda di Indonesia. Acara yang dilaksanakan di Kota Tarakan selama 14 s/d 16 Agustus 2017 ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Utara yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Islam (Kabid Pendis), Sapriansyah Ali.
Dalam sambutannya, Sapriansyah Ali menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaran kegiatan bimtek kurikulum 2013 yang mulai dikenal dengan sebutan kurikulum nasional ini. Ia menegaskan bahwa pendidikan itu selalu dinamis, tidak ada kata berhenti dalam pendidikan. Kalimantan Utara sebagai provinsi yang masuk kategori perbatasan dengan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di pulau Kalimantan selain menjadi sasaran pengembangan infrastruktur dari pemerintah pusat juga menjadi perhatian dalam bidang pendidikan khususnya pencegahan isu radikalisme dan penyalahgunaan obat-obt terlarang (narkoba). Ia berharap para guru PAI (GPAI) sebagai tenaga-tenaga pendidik menjadi garda terdepan dalam menjaga moralitas dan wawasan kebangsaan anak-anak bangsa.
Sementara itu, Achmad Hasim dan Dyah Salsabil selaku narasumber kegiatan bimtek di Kaltara ini saat menanggapi isu yang beredar mengenai pergantian kurikulum 2013 menegaskan bahwa tidak ada perubahan kurikulum nasional dalam pengertian diganti melainkan yang benar adalah penataan kurikulum. Dalam penataan ini ada penambahan 4 (empat) hal yang menjadi perhatian para guru dalam merancang pembelajaran dan prosesnya dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Pertama, keterampilan Abad 21 yakni critical thinking, creativity, communication, dan collaboration. Kedua, literasi yakni kemampuan membaca dan menulis sekaligus menggali pemahaman dari kegiatan tersebut. Ketiga, PPK atau Penguatan Pendidikan Karakter dan keempat adalah HOTS atau Higher Order Thinking Skill alias keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mengarah pada meta kognitif.
"Keterampilan abad 21 lewat 4C adalah pendekatan lain selain pendekatan saintifik yang sebelumnya diperkenalkan dalam kurikulum 2013," tegas Hasim, GPAI asal Bandung yang juga Instruktur Nasional tersebut. (wikan/dod) (foto: Yoni Haris)

Kemenag Matangkan Modul Pengembangan Guru Madrasah

Semarang (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah terus mematangkan Modul Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif. Direktur GTK Madrasah Suyitno, menyambut gembira adanya kegiatan penyusunan modul yang akan menjadi acuan dan kebutuhan para guru dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Agama.
Suyitno menilai, budaya mutu bukanlah pilihan melainkan kebutuhan. "It`s not about choise but its about need, Guru, Kepala dan Pengawas akan kita dorong untuk meningkatkan mutu dan supervisi akademiknya," terang Suyitno saat membuka kegiatan Penyusunan Modul Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif di Semarang, Selasa (01/08).
"Sehingga peningkatan mutu menjadi kebutuhan bukan treatment," sambung Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang. Lebih lanjut, Suyitno menyampaikan, kegiatan peningkatan mutu perlu langkah kreatif dan inovatif dari kepala sekolah maupun pengawas untuk menjalin kemitraan dengan pihak lain seperti pemanfaatan dana CSR untuk peningkatan mutu pendidikan madrasah.
Kasubdit RA Dit. GTK Madrasah, Nanang Fatchurrohman menyampaikan bahwa Modul PPKB (Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) akan diimplementasikan di 7 (tujuh) wilayah piloting project untuk kemudian melebar ke wilayah lainnya. "Kita kerahkan ide dan masukan dari bapak ibu untuk menyumbangkan ide dan masukan sehingga implementasi ke depan tidak salah sasaran atau sesuai dengan kebutuhan," tambah Nanang.
Nyayu Khodijah, salah satu narasumber, menyampaikan bahwa, modul harus relevan dengan pengguna modul, modul guru ya harus relevan digunakan oleh para guru, begitu juga modul siswa ya harus relevan digunakan oleh siswa. Selain itu, Ketua Tim Konsultan PPKB, Munir, mengatakan bahwa program PPKB menekankan program berkelanjutan bukan bergantian untuk memudahkan mengukur indikator dari peningkatan mutu kompetensi guru madrasah.
Kegiatan ini dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari guru, kepala madrasah dan widyaiswara. (maryani/dod)

PKKM 4 TAHUNAN MTs SUNAN KALIJOGO SURABAYA

Surabaya - Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) merupakan kegiatan proses pengumpulan, analisis, dan interprestasi data tentang kualitas...