1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. PKn
4. Matematika
5. IPA
6. IPS
7. Prakarya
8. PJOK
Jumat, 25 Agustus 2017
Ikrar Guru
IKRAR
GURU INDONESIA
1.
Kami Guru Indonesia, adalah insan
pendidik bangsa yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Kami Guru Indonesia, adalah
pengemban dan pelaksana cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
pembela dan pengamal Pancasila yang setia pada Undang Undang Dasar 1945.
3.
Kami Guru Indonesia, bertekad
bulat mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
4.
Kami Guru Indonesia, bersatu
dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, membina
persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan.
5.
Kami Guru Indonesia, menjunjung
tinggi Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam
pengabdian terhadap bangsa, negara serta kemanusiaan.
Kode Etik
Kode Etik Guru dan Pegawai Madrasah
1.
Membimbing siswa untuk membentuk manusia
indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila, bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
luhur, terampil, dan berbakti kepada kedua orang tua.
2.
Mengabdi dengan jujur, adil, amanah, proporsional
dan profesional.
3.
Melaksanakan tugas dengan disiplin, penuh
tanggungjawab, kreatif dan inovatif.
4.
Berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat profesi. Memelihara hubungan baik seprofesi, semangat kekeluargaan
dan setia kawan.
5. Menciptakan suasana kehidupan madrasah,
menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan memelihara hubungan sebaik-baiknya
dengan orang tua siswa untuk kepentingan anak didik.
Kamis, 24 Agustus 2017
Senin, 21 Agustus 2017
Kamis, 17 Agustus 2017
Kemenag Rangkul Laboran untuk Penguatan Mutu Madrasah
Solo (Pendis) - Berbagai upaya terus dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama dalam
meningkatkan peguatan mutu madrasah. Melalui Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK) Madrasah, Ditjen Pendis merangkul tenaga laboran di
madrasah. Direktur GTK Madrasah, Suyitno mengatakan bahwa jangan sampai para laboran berfikir bahwa mereka tidak penting dalam sistem pendidikan.
Hal ini disampaikan Suyitno beberapa hari lalu saat memberikan arahan
dan motivasi kepada peserta Workshop Peningkatan Kompetensi laboran
Madrasah di Solo (27/07). "laboran harus merasa bahwa mereka penting,
karena jika tidak ada laboran maka kegiatan belajar dan mengajar tidak
akan berjalan dengan sempurna," ungkapnya.
Dikatakan Suyitno, bahwa untuk membangun kualitas pendidikan madrasah
yang unggul haruslah memiliki kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
yang baik, dan laboran merupakan bagian dari tenaga kependidikan,
karena hal ini tertuang dalam PP No 17 Tahun 2010 j.o. 66 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.
Menurut Guru Besar UIN Palembang, salah
satu upaya dalam memberikan perhatian dan merangkul tenaga laboran
adalah dengan memberikan pelatihan serta Workshop Peningkatan Kompetensi
laboran Madrasah. "Kegiatan workshop ini menjadi bukti bahwa Direktorat
Guru dan Tenaga Kependidikan peduli dan sadar akan pentingnya peran
laboran dalam meningkatkan mutu madrasah," sambungnya. Dalam sebuah
sistem tidak ada sub-sistem yang tidak penting, meskipun itu adalah hal
yang kecil, semua sub-sistem itu penting dan laboran merupakan
sub-sistem yang penting untuk meningkatkan mutu Madrasah.
Direktur GTK menegaskan, keterbatasan
tenaga dan sarana, tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan
praktikum mata pelajaran (mapel) yang menuntut keharusan praktikum.
"Kepala Madrasah harus kreatif dan responsif membangun kemitraan dg
lembaga pendidikan lain untuk dapat terealisainya praktikum," tutur
Suyitno. Acara tersebut dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri Kepala
Madrasah, Guru dan juga laboran dari beberapa daerah. (maryani/dod)
Kemenag Upayakan Guru Miliki Keterampilan Abad 21
Tarakan (Pendis) - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama menggelar kegiatan Pengembangan Pembelajaran PAI pada SD untuk Angkatan III di
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), yang merupakan provinsi termuda di
Indonesia. Acara yang dilaksanakan di Kota Tarakan selama 14 s/d 16
Agustus 2017 ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi
Kalimantan Utara yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Islam
(Kabid Pendis), Sapriansyah Ali.
Dalam sambutannya, Sapriansyah Ali menyampaikan apresiasinya terhadap
penyelenggaran kegiatan bimtek kurikulum 2013 yang mulai dikenal dengan
sebutan kurikulum nasional ini. Ia menegaskan bahwa pendidikan itu
selalu dinamis, tidak ada kata berhenti dalam pendidikan. Kalimantan
Utara sebagai provinsi yang masuk kategori perbatasan dengan wilayah 3T
(Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di pulau Kalimantan selain menjadi
sasaran pengembangan infrastruktur dari pemerintah pusat juga menjadi
perhatian dalam bidang pendidikan khususnya pencegahan isu radikalisme
dan penyalahgunaan obat-obt terlarang (narkoba). Ia berharap para guru PAI (GPAI) sebagai tenaga-tenaga pendidik menjadi garda terdepan dalam menjaga moralitas dan wawasan kebangsaan anak-anak bangsa.
Sementara itu, Achmad Hasim dan Dyah Salsabil selaku narasumber
kegiatan bimtek di Kaltara ini saat menanggapi isu yang beredar mengenai
pergantian kurikulum 2013 menegaskan bahwa tidak ada perubahan
kurikulum nasional dalam pengertian diganti melainkan yang benar adalah
penataan kurikulum. Dalam penataan ini ada penambahan 4 (empat) hal yang
menjadi perhatian para guru dalam merancang pembelajaran dan prosesnya
dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Pertama, keterampilan Abad 21 yakni critical thinking, creativity, communication, dan collaboration. Kedua, literasi yakni kemampuan membaca dan menulis sekaligus menggali pemahaman dari kegiatan tersebut. Ketiga, PPK atau Penguatan Pendidikan Karakter dan keempat adalah HOTS atau Higher Order Thinking Skill alias keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mengarah pada meta kognitif.
"Keterampilan abad 21 lewat 4C adalah pendekatan lain selain
pendekatan saintifik yang sebelumnya diperkenalkan dalam kurikulum
2013," tegas Hasim, GPAI asal Bandung yang juga Instruktur Nasional tersebut. (wikan/dod) (foto: Yoni Haris)
Kemenag Matangkan Modul Pengembangan Guru Madrasah
Semarang (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Guru
dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah terus mematangkan Modul
Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif. Direktur GTK
Madrasah Suyitno, menyambut gembira adanya kegiatan penyusunan modul
yang akan menjadi acuan dan kebutuhan para guru dan tenaga kependidikan
di lingkungan Kementerian Agama.
Suyitno menilai, budaya mutu bukanlah pilihan melainkan kebutuhan. "It`s not about choise but its about need,
Guru, Kepala dan Pengawas akan kita dorong untuk meningkatkan mutu dan
supervisi akademiknya," terang Suyitno saat membuka kegiatan Penyusunan
Modul Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif di Semarang,
Selasa (01/08).
"Sehingga peningkatan mutu menjadi kebutuhan bukan treatment," sambung Guru Besar UIN
Raden Fatah Palembang. Lebih lanjut, Suyitno menyampaikan, kegiatan
peningkatan mutu perlu langkah kreatif dan inovatif dari kepala sekolah
maupun pengawas untuk menjalin kemitraan dengan pihak lain seperti
pemanfaatan dana CSR untuk peningkatan mutu pendidikan madrasah.
Kasubdit RA Dit. GTK Madrasah, Nanang Fatchurrohman menyampaikan bahwa Modul PPKB (Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) akan diimplementasikan di 7 (tujuh) wilayah piloting project
untuk kemudian melebar ke wilayah lainnya. "Kita kerahkan ide dan
masukan dari bapak ibu untuk menyumbangkan ide dan masukan sehingga
implementasi ke depan tidak salah sasaran atau sesuai dengan kebutuhan,"
tambah Nanang.
Nyayu Khodijah, salah satu narasumber, menyampaikan bahwa, modul
harus relevan dengan pengguna modul, modul guru ya harus relevan
digunakan oleh para guru, begitu juga modul siswa ya harus relevan
digunakan oleh siswa. Selain itu, Ketua Tim Konsultan PPKB, Munir, mengatakan bahwa program PPKB menekankan
program berkelanjutan bukan bergantian untuk memudahkan mengukur
indikator dari peningkatan mutu kompetensi guru madrasah.
Kegiatan ini dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari guru, kepala madrasah dan widyaiswara. (maryani/dod)
Semarang (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Guru
dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah terus mematangkan Modul
Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif. Direktur GTK
Madrasah Suyitno, menyambut gembira adanya kegiatan penyusunan modul
yang akan menjadi acuan dan kebutuhan para guru dan tenaga kependidikan
di lingkungan Kementerian Agama.
Suyitno menilai, budaya mutu bukanlah pilihan melainkan kebutuhan. "It`s not about choise but its about need,
Guru, Kepala dan Pengawas akan kita dorong untuk meningkatkan mutu dan
supervisi akademiknya," terang Suyitno saat membuka kegiatan Penyusunan
Modul Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah Dan Karya Inovatif di Semarang,
Selasa (01/08).
"Sehingga peningkatan mutu menjadi kebutuhan bukan treatment," sambung Guru Besar UIN
Raden Fatah Palembang. Lebih lanjut, Suyitno menyampaikan, kegiatan
peningkatan mutu perlu langkah kreatif dan inovatif dari kepala sekolah
maupun pengawas untuk menjalin kemitraan dengan pihak lain seperti
pemanfaatan dana CSR untuk peningkatan mutu pendidikan madrasah.
Kasubdit RA Dit. GTK Madrasah, Nanang Fatchurrohman menyampaikan bahwa Modul PPKB (Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) akan diimplementasikan di 7 (tujuh) wilayah piloting project
untuk kemudian melebar ke wilayah lainnya. "Kita kerahkan ide dan
masukan dari bapak ibu untuk menyumbangkan ide dan masukan sehingga
implementasi ke depan tidak salah sasaran atau sesuai dengan kebutuhan,"
tambah Nanang.
Nyayu Khodijah, salah satu narasumber, menyampaikan bahwa, modul
harus relevan dengan pengguna modul, modul guru ya harus relevan
digunakan oleh para guru, begitu juga modul siswa ya harus relevan
digunakan oleh siswa. Selain itu, Ketua Tim Konsultan PPKB, Munir, mengatakan bahwa program PPKB menekankan
program berkelanjutan bukan bergantian untuk memudahkan mengukur
indikator dari peningkatan mutu kompetensi guru madrasah.
Kegiatan ini dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari guru, kepala madrasah dan widyaiswara. (maryani/dod)
Langganan:
Postingan (Atom)
PKKM 4 TAHUNAN MTs SUNAN KALIJOGO SURABAYA
Surabaya - Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) merupakan kegiatan proses pengumpulan, analisis, dan interprestasi data tentang kualitas...
-
MKKM Surabaya (Humas)- Dalam rangka menghadapi akreditasi perpustakaan dan meningkatkan kompetensi tenaga perpustakaan dalam mengelola Perpu...
-
Surabaya, 21/2/2024 - PLATO FOUNDATION bersama KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURABAYA menyelenggarakan "Webinar Pencegahan dan Penanganan Keke...
-
Surabaya (4/12/2023). Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Tahun ajaran 2023-2024 mulai dilaksanakan hari ini (Senin, 4/12/2023). Menurut ...